9 Kode Etik Guru Indonesia yang Wajib Dipahami Pendidik!

Daftar Isi

Nyero.ID - Kode etik guru menjadi pilar utama yang membimbing langkah para pendidik di Indonesia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Sebagai norma atau asas, kode etik ini menjadi pedoman yang mendasari sikap dan perilaku seorang guru, tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai anggota masyarakat dan warga negara.

Pentingnya kode etik guru terletak pada perannya sebagai pemisah antara perilaku yang dianggap baik dan buruk dalam melaksanakan tugas profesinya. Melalui pedoman ini, guru dapat dengan jelas memahami batasan-batasan yang harus dijunjung tinggi, membantu mereka memilah tindakan yang patut atau tidak patut selama proses pengajaran.

Dengan adanya kode etik, diharapkan setiap guru dapat menjalankan tugasnya dengan integritas, moralitas, dan tanggung jawab yang tinggi. Kode etik guru juga menciptakan landasan bagi mereka untuk selalu berusaha menjadi sosok yang terhormat, mulia, dan bermartabat di mata masyarakat.

9 Kode Etik Guru Indonesia yang Wajib Dipahami Pendidik!

Salah satu tujuan utama dari keberadaan kode etik guru adalah untuk meneguhkan citra seorang pendidik sebagai figur yang memberikan contoh teladan kepada siswa dan masyarakat. Dengan mematuhi norma-norma yang tercantum dalam kode etik, guru diharapkan dapat membentuk lingkungan belajar yang sehat dan positif, menciptakan generasi muda yang cerdas, berintegritas, dan memiliki nilai moral yang baik.

Dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, guru diingatkan untuk senantiasa menghormati hak-hak siswa, menghindari segala bentuk diskriminasi, serta memberikan perlakuan yang adil dan setara. Kode etik guru juga mengajarkan pentingnya berkomunikasi dengan baik, baik dengan siswa, rekan kerja, maupun pihak-pihak terkait dalam dunia pendidikan.

Pengertian Kode Etik Profesi Guru

Kode Etik profesi memiliki definisi yang jelas, seperti diuraikan oleh Udin Saefuddin Saud (2009) berdasarkan Hornby. Secara leksikal, kode etik diartikan sebagai kumpulan hukum yang diatur dalam suatu sistem, atau sistem aturan dan prinsip yang telah diterima oleh masyarakat atau suatu kelas atau kelompok orang. Etika, dalam konteks ini, dijelaskan sebagai suatu sistem prinsip moral dan aturan perilaku.

Pada intinya, kode etik profesi merupakan seperangkat peraturan atau prinsip-prinsip perilaku yang telah diterima oleh kelompok orang yang tergabung dalam suatu organisasi keprofesian tertentu. Penerimaan terhadap kode etik tidak hanya mencakup pengakuan dan pemahaman terhadap ketentuan dan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya, tetapi juga melibatkan komitmen dan pernyataan untuk mematuhinya, serta kesiapan untuk menghadapi konsekuensi jika terjadi kelalaian.

Tujuan dari adanya kode etik adalah untuk memastikan bahwa tugas pekerjaan keprofesian dapat terwujud sesuai standar yang telah ditetapkan, dan kepentingan semua pihak terlindungi dengan semestinya. Pihak yang menerima layanan keprofesian diharapkan dapat menikmati haknya untuk mendapatkan layanan berkualitas sesuai dengan imbalan yang diberikan. Di sisi lain, pengembang tugas pelayanan keprofesian diharapkan dapat menjaga martabat, wibawa, dan kredibilitas pribadi serta keprofesiannya, sejalan dengan imbalan yang sepadan dengan kewajiban jasanya.

Dalam konteks keprofesian guru, Kode Etik menjadi seperangkat peraturan perilaku yang harus diakui, dipahami, dan diikuti oleh anggota profesi tersebut. Penerimaan terhadap Kode Etik tidak hanya mencakup pengakuan dan pemahaman terhadap aturan-aturan yang terkandung di dalamnya, tetapi juga melibatkan komitmen dan pernyataan dari setiap guru untuk mematuhi aturan tersebut. Guru diharapkan memiliki kesiapan untuk menghadapi konsekuensi jika terjadi kelalaian dalam mematuhi Kode Etik. Ini mencerminkan tanggung jawab yang tinggi sebagai seorang pendidik.

Tujuan dari Kode Etik dalam konteks profesi guru adalah untuk memastikan bahwa tugas pekerjaan keprofesian dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hal ini melibatkan perlindungan kepentingan semua pihak yang terlibat, termasuk siswa yang menerima layanan keprofesian. Di sisi lain, Kode Etik juga bertujuan menjaga martabat, wibawa, dan kredibilitas pribadi serta keprofesian guru, sejalan dengan imbalan yang sepadan dengan kewajiban jasanya.

Dengan demikian, Kode Etik Profesi Guru bukan hanya sebagai pedoman moral, tetapi juga sebagai instrumen yang membantu menciptakan lingkungan pembelajaran yang etis, adil, dan profesional. Guru yang memahami dan mematuhi Kode Etik akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan pendidikan dan kesejahteraan siswa.

Peran Penting Seorang Guru

Peran seorang guru menjadi sangat krusial, bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai mentor yang membimbing siswa menuju pertumbuhan holistik. Untuk menjalankan peran ini dengan baik, seorang guru perlu menginternalisasi dan mengamalkan sejumlah nilai inti yang mencerminkan tanggung jawab dan dedikasinya terhadap pendidikan.

1. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Seorang guru memiliki tanggung jawab besar terhadap pembelajaran dan perkembangan siswa. Pertanggungjawaban ini mencakup penyampaian materi pelajaran secara jelas, pemahaman terhadap kebutuhan individual siswa, dan memastikan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.

2. Pengabdian (Dedication)

Pengabdian seorang guru mencerminkan ketulusan hati dan komitmennya terhadap tugas pendidikan. Guru yang berdedikasi akan mengorbankan waktu dan usaha untuk memastikan kualitas pengajaran, memberikan bimbingan kepada siswa, dan terlibat aktif dalam pengembangan kurikulum.

3. Kesetiaan (Loyalitas)

Kesetiaan seorang guru mengacu pada komitmen untuk mendukung nilai-nilai pendidikan dan kebijakan sekolah. Guru yang setia akan mendukung kepemimpinan sekolah, bekerja sama dengan rekan-rekan guru, dan memberikan kontribusi positif terhadap citra lembaga pendidikan.

4. Kepekaan (Sensitivity)

Guru perlu memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan siswa. Kepekaan ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi potensi masalah atau kesulitan belajar siswa, serta memberikan dukungan yang sesuai untuk memastikan perkembangan holistik mereka.

5. Persamaan (Equality)

Prinsip persamaan mengajarkan guru untuk memberikan perlakuan yang adil dan setara terhadap semua siswa tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau etnis. Guru harus menciptakan lingkungan inklusif di mana setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk belajar dan berkembang.

6. Kepantasan (Equity)

Kepantasan berfokus pada memberikan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan individu. Guru perlu memahami perbedaan dalam gaya belajar dan tingkat kemampuan siswa, serta mengadopsi strategi pengajaran yang memastikan bahwa setiap siswa memiliki akses dan dukungan yang pantas sesuai dengan kebutuhannya.

Setiap poin ini memainkan peran penting dalam membentuk karakter seorang guru yang berintegritas, peduli, dan berkontribusi positif terhadap perkembangan siswa dan masyarakat.

Moral Seorang Guru

Moralitas seorang guru memegang peranan krusial dalam membentuk fondasi etika pendidikan. Prinsip benar dan salah menjadi kompas moral yang membimbing setiap langkah guru dalam memberikan pengajaran dan membina hubungan dengan siswa. Dalam menentukan kebenaran dan kesalahan, seorang guru dihadapkan pada tanggung jawab untuk menyampaikan informasi dengan jujur dan adil, membentuk landasan kepercayaan siswa terhadap proses pembelajaran.

Semangat yang menjunjung tinggi tugas merupakan cermin dari dedikasi seorang guru terhadap profesinya. Moralitasnya tercermin dalam upaya tanpa henti untuk memberikan pendidikan berkualitas dan membimbing siswa menuju kesuksesan. Semangat tersebut tidak hanya mencakup aspek akademis tetapi juga pembentukan karakter siswa, menjadikan moralitas sebagai fondasi yang membimbing perilaku seorang guru.

Karakter tentang baik dan buruk menjadi poin sentral dalam etika guru. Moral seorang guru tercermin dalam cara dia memandang dan membimbing siswa terhadap perilaku yang dianggap baik atau buruk. Mereka bukan hanya menjadi penyampai pengetahuan, tetapi juga pemimpin moral yang membantu membentuk sikap dan nilai siswa, menciptakan lingkungan belajar yang positif.

Dalam konteks moral seorang guru, nilai bukan hanya sebatas angka atau pencapaian akademis, tetapi juga melibatkan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan toleransi. Guru yang memiliki moralitas yang kuat memastikan bahwa penghargaan terhadap nilai-nilai ini tercermin dalam perilaku sehari-hari, membantu siswa memahami pentingnya moralitas dan etika dalam kehidupan mereka.

Isi Kode Etik Guru Indonesia

Untuk lebih memahami kode etik guru, berikut rumusan lengkap kode etik guru Indonesia yang perlu Anda ketahui:

  1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia seutuhnya yang berjiwa Pancasila. 
  2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
  3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
  4. Guru harus dapat menciptakan suasana yang dapat diterima peserta didik untuk berhasilnya proses belajar mengajar.
  5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar, supaya terjalin hubungan dan kerjasama yang baik dalam pendidikan.
  6. Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
  7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
  8. Guru bersama-sama meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
  9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan Guru

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, memahami kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh guru merupakan langkah penting. Pengetahuan ini bukan hanya memberikan wawasan tentang potensi risiko dalam mengajar, tetapi juga membuka ruang bagi pengembangan strategi yang lebih efektif dalam membimbing siswa. Mari kita eksplorasi beberapa kesalahan umum yang perlu dihindari guru dalam mendukung perkembangan pendidikan yang optimal.

1. Mengambil Jalan Pintas Pembelajaran

Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran dapat merugikan siswa, mengingat mereka mungkin kehilangan pemahaman mendalam terhadap materi. Kesalahan ini muncul ketika guru mencoba mempercepat proses pembelajaran tanpa memastikan bahwa setiap konsep dipahami dengan baik. Hal ini dapat menghambat perkembangan siswa dalam jangka panjang.

2. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negatif

Menunggu hingga peserta didik menunjukkan perilaku negatif sebelum bertindak dapat menjadi kesalahan serius. Proaktif mendeteksi dan menanggapi tanda-tanda perilaku yang tidak diinginkan memungkinkan guru untuk mencegah masalah yang lebih serius, menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif.

3. Menghukum tanpa Solusi

Penggunaan disiplin yang bersifat destruktif, seperti hukuman tanpa solusi konstruktif, dapat merusak hubungan antara guru dan siswa serta menciptakan atmosfer pembelajaran yang tidak kondusif. Kesalahan ini menunjukkan ketidakberhasilan guru dalam memberikan pendekatan yang membangun daripada menghukum.

4. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik

Kesalahan guru juga dapat terjadi ketika mereka mengabaikan perbedaan individu di antara peserta didik. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, dan kegagalan guru dalam memahami dan mengakomodasi perbedaan ini dapat menghambat potensi siswa untuk belajar dengan efektif.

5. Merasa Paling Pandai

Sikap merasa paling pandai atau superior dapat merugikan hubungan guru-siswa. Kesalahan ini menciptakan kesenjangan komunikasi dan dapat menghambat kolaborasi yang seharusnya menjadi inti pembelajaran. Sebaliknya, guru perlu mengadopsi sikap terbuka dan mendukung untuk membangun koneksi yang kuat dengan siswa.

6. Tidak Adil

Ketidakadilan dalam memberikan perlakuan atau peluang kepada peserta didik dapat merusak keadilan dan menciptakan ketidaksetaraan di lingkungan belajar. Guru harus memastikan bahwa setiap siswa diperlakukan secara adil dan memiliki peluang yang setara dalam proses pembelajaran.

7. Memaksa Hak Peserta Didik

Memaksa hak peserta didik, apakah itu dalam ekspresi pribadi atau pemilihan jalur karir, dapat merugikan kebahagiaan siswa dan mengecilkan potensi mereka. Guru harus mendukung kebebasan dan hak siswa untuk memilih, membimbing mereka dengan bijaksana tanpa memaksa keputusan tertentu.

8. Menggunakan Waktu Tidak Tepat

Menggunakan waktu tidak tepat selama pembelajaran dapat mengganggu fokus siswa dan mengurangi efektivitas pengajaran. Guru perlu merencanakan dengan baik dan menggunakan waktu secara efisien, memastikan bahwa setiap aktivitas mendukung tujuan pembelajaran dan memberikan waktu yang cukup untuk pemahaman siswa.

9. Cara Mengajar Monoton

Cara mengajar yang monoton dapat membuat pembelajaran menjadi membosankan dan kurang menarik bagi siswa. Guru perlu bervariasi dalam metode pengajaran, mengintegrasikan elemen-elemen kreatif dan interaktif untuk menjaga minat siswa dan memotivasi mereka untuk belajar dengan lebih baik.

10. Diskriminatif

Perlakuan diskriminatif terhadap siswa dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam lingkungan belajar. Guru harus menghindari favoritisme dan memastikan bahwa setiap siswa diperlakukan dengan adil, tanpa memandang latar belakang sosial, etnis, atau kemampuan.

11. Memberikan Penghargaan yang Berlebihan

Memberikan penghargaan yang berlebihan tanpa mempertimbangkan pencapaian nyata dapat merugikan, karena dapat menciptakan persepsi palsu tentang usaha dan prestasi. Penghargaan harus diberikan dengan bijaksana, sesuai dengan pencapaian yang sesungguhnya, untuk mendorong motivasi intrinsik siswa.

12. Terlalu Permisif dengan Siswa

Kelebihan toleransi atau permissiveness dapat mengarah pada kehilangan otoritas dan kebingungan dalam kelas. Guru perlu menetapkan batasan dan memberikan panduan dengan tegas, tetapi dengan cara yang mendukung dan menginspirasi pertumbuhan positif siswa.

Dengan memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif, memastikan perkembangan siswa secara holistik. Ini bukan hanya menguntungkan siswa, tetapi juga mendorong kemajuan pendidikan secara keseluruhan.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."