Implementasi Kurikulum Merdeka: Tujuan, Tahapan & Strategi Penerapannya di Sekolah!

Daftar Isi

Nyero.ID - Dalam menghadapi dinamika perkembangan global dan tuntutan kemajuan teknologi, pendidikan menjadi landasan utama untuk mencetak generasi yang tangguh dan adaptif. Di tengah perubahan tersebut, Indonesia turut berkomitmen untuk terus memperbarui dan memperbaiki sistem pendidikan nasionalnya. Salah satu inisiatif terbaru yang mencuri perhatian dunia pendidikan adalah Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka merupakan langkah revolusioner dalam sistem pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan mengedepankan prinsip kebebasan dalam merancang kurikulum, pendekatan ini memberikan kesempatan kepada pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa (baca: Apa Itu Kurikulum Merdeka?).

Implementasi Kurikulum Merdeka

Tujuan Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka pada dasarnya memiliki kedudukan yang sejajar dengan kurikulum nasional sebelumnya. Namun, perbedaannya terletak pada fokus implementasinya yang lebih menekankan pada pembentukan karakter dan pengembangan kompetensi berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru diharapkan memiliki keterampilan profesional untuk merancang pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila.

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, khususnya sebagai kelanjutan dari Kurikulum 2013. Referensi pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tetap menjadi panduan bagi pelaksanaan pendidikan, dengan fokus pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap di semua jenjang dan jalur pendidikan, terutama di jalur sekolah.

Baca: Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, Ini Penjelasannya!

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35 menetapkan bahwa kompetensi lulusan harus mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini menjadi dasar bagi implementasi Kurikulum Merdeka untuk mencapai kualifikasi kemampuan lulusan yang sesuai dengan standar nasional.

Peluncuran Kurikulum Merdeka diinisiasi sebagai respons terhadap krisis pembelajaran yang terjadi di Indonesia. Program implementasi ini dirancang untuk mendukung peluncuran Kurikulum Merdeka melalui kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis bagi pemangku kepentingan, termasuk Dinas Pendidikan, penilik, pengawas, UPT Pusat, dan organisasi mitra.

Upaya Kemendikbudristek dalam mengatasi krisis pembelajaran di Indonesia tercermin dalam perencanaan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang melibatkan berbagai pihak terkait untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik di tanah air.

Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka mengikuti serangkaian tahapan yang dirancang untuk mendukung pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi kurikulum tersebut. Meskipun tidak bersifat baku atau terstandarisasi, tahapan ini bertujuan memberikan panduan bagi mereka yang memiliki kesiapan yang beragam.

Tujuan utama tahapan implementasi adalah memberikan keyakinan kepada pendidik agar dapat dengan percaya diri mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, mengembangkan kemampuan, dan, yang tak kalah penting, membangun lingkungan pendidikan yang berkualitas. Berikut-tahapan-tahapan dalam implementasi kurikulum Merdeka:

1. Perancangan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Tahapan pertama melibatkan perancangan kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan. Ini mencakup pengintegrasian prinsip-prinsip Pancasila ke dalam struktur kurikulum, menetapkan visi dan misi pendidikan yang sejalan dengan nilai-nilai nasional, serta menyusun rencana aksi untuk implementasi kurikulum.

2. Perancangan Alur Tujuan Pembelajaran

Selanjutnya, alur tujuan pembelajaran dirancang dengan jelas. Tujuan pembelajaran harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan mengarah pada pengembangan karakter, keterampilan, dan pengetahuan yang komprehensif.

3. Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen

Tahapan ini memerlukan perencanaan pembelajaran yang mencakup strategi mengajar, bahan ajar, dan penilaian. Asesmen dilakukan dengan mempertimbangkan pencapaian tujuan pembelajaran dan mengukur kemajuan peserta didik.

4. Penggunaan dan Pengembangan Perangkat Ajar

Perangkat ajar yang mendukung kurikulum merdeka perlu dikembangkan dan digunakan. Hal ini mencakup buku teks, materi presentasi, dan media pembelajaran lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum.

5. Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Tahap berikutnya melibatkan perencanaan projek khusus untuk memperkuat profil pelajar dalam menginternalisasi nilai-nilai Pancasila.

6. Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Proyek tersebut diimplementasikan dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler, seminar, atau inisiatif lain yang memperdalam pemahaman mereka terhadap Pancasila.

7. Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik

Penerapan model pembelajaran yang berfokus pada peserta didik memastikan bahwa setiap individu mendapatkan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

8. Keterpaduan Penilaian dalam Pembelajaran

Penting untuk memastikan keterpaduan penilaian dalam seluruh proses pembelajaran, dari asesmen formatif hingga sumatif, sehingga evaluasi mencerminkan sejauh mana tujuan kurikulum tercapai.

9. Pembelajaran Sesuai Tahap Belajar Peserta Didik (Pendidikan Dasar dan Menengah)

Kurikulum Merdeka Belajar dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan peserta didik di berbagai tahap pendidikan, mulai dari dasar hingga menengah.

10. Kolaborasi Antar Guru untuk Keperluan Kurikulum dan Pembelajaran

Kerjasama antar guru diwujudkan untuk saling bertukar pengalaman, mendiskusikan strategi pengajaran terbaik, dan memastikan konsistensi dalam melaksanakan kurikulum.

11. Kolaborasi dengan Orang Tua/Keluarga dalam Pembelajaran

Melibatkan orang tua/keluarga dalam proses pembelajaran bertujuan untuk menciptakan dukungan yang lebih besar dan memastikan adanya keterlibatan aktif dalam perkembangan peserta didik.

12. Kolaborasi dengan Masyarakat/Komunitas/Industri

Kolaborasi yang erat dengan masyarakat, komunitas, dan industri membantu mengintegrasikan kebutuhan dunia nyata ke dalam kurikulum, memastikan relevansi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

13. Refleksi & Evaluasi

Setelah implementasi, tahapan refleksi dan evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas kurikulum. Hasilnya digunakan untuk meningkatkan kualitas implementasi secara berkelanjutan.

Dalam menggunakan tahapan implementasi Kurikulum Merdeka, beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama, tahapan tersebut bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing satuan pendidikan. Kedua, setiap pendidik dan satuan pendidikan memiliki keunikan dan kesiapan yang berbeda, sehingga implementasi dapat dimulai pada tahap yang beragam.

Tahapan implementasi ini bukanlah alat pengukur kinerja atau alat untuk membandingkan kualitas satuan pendidikan atau pendidik. Sebaliknya, tahapan ini lebih sebagai bahan refleksi dan diskusi di antara pendidik, kepala satuan pendidikan, dan pihak terkait lainnya.

Penting juga dicatat bahwa pengawas/penilik memiliki dalam mendukung implementasi kurikulum merdeka. Sebagai fasilitator, mereka perlu memahami kesiapan pendidik dan satuan pendidikan, memberikan dukungan, dan membantu merencanakan langkah-langkah implementasi yang sesuai. 

Dalam diskusi bersama, pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan pertimbangan, strategi, dan dukungan yang dibutuhkan dapat membimbing proses implementasi yang berkelanjutan. 

Dengan demikian, tahapan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar bukan hanya suatu petunjuk, tetapi juga merupakan landasan untuk membangun pendidikan yang merdeka, berkualitas, dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah

Dalam mengadopsi Kurikulum Merdeka, pihak sekolah dapat mengambil beberapa strategi yang telah disiapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek). Strategi ini bertujuan memandu sekolah dalam menerapkan kurikulum tersebut dengan lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan.

Pertama, pihak sekolah dapat menggunakan pendekatan Rute Adopsi Kurikulum Merdeka Secara Bertahap. Melalui pendataan rutin setiap tiga bulan, sekolah dapat mengidentifikasi kesiapan guru, tenaga kependidikan, dan elemen-elemen lainnya. 

Hasil pendataan ini menjadi dasar untuk menentukan langkah-langkah implementasi kurikulum merdeka. Umpan balik berkala dari pemerintah pusat dan daerah juga membantu dalam memetakan kebutuhan penyesuaian, sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan nyata sekolah.

Strategi kedua adalah dengan Memanfaatkan Asesmen & Perangkat Ajar yang telah disediakan oleh Kemendikburistek. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sekolah dapat mengakses berbagai pilihan asesmen dan perangkat ajar dalam bentuk digital, seperti buku teks, modul ajar, proyek, dan kurikulum digital. Ini memberikan sekolah akses mudah dan fleksibilitas dalam mengadaptasi kurikulum merdeka.

Pihak sekolah juga dapat mengambil langkah ketiga, yaitu dengan Menyediakan Pelatihan Mandiri dan Sumber Belajar Guru secara daring atau online. Melalui TIK, guru dan tenaga kependidikan dapat mengakses pelatihan mandiri yang didukung oleh sumber belajar berupa video, podcast, atau ebook. Strategi ini memberikan kebebasan kepada para pendidik untuk memahami dan mengadopsi kurikulum merdeka sesuai dengan kebutuhan mereka.

Strategi keempat melibatkan Konsultan Pendidikan Kurikulum Merdeka, yang dapat diakses oleh sekolah dari Sekolah Penggerak atau Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan yang telah sukses menerapkan kurikulum merdeka. 

Dengan webinar atau pertemuan luring, sekolah dapat memanfaatkan pengalaman praktis dari sekolah-sekolah tersebut. Ini membantu pihak sekolah dalam mendapatkan panduan dan pembelajaran tambahan untuk memperkuat implementasi kurikulum merdeka.

Terakhir, pihak sekolah dapat menciptakan dan memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar. Komunitas belajar ini, yang dikelola oleh lulusan guru penggerak dan pengawas sekolah, menjadi tempat bagi pendidik untuk saling berbagi praktik dan konten terkait kurikulum merdeka. 

Baca Juga:

Kolaborasi ini tidak hanya terjadi di internal sekolah, tetapi juga melibatkan pertukaran informasi lintas sekolah untuk menciptakan lingkungan pembelajaran bersama yang dinamis.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, pihak sekolah diharapkan dapat mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri secara lebih efektif, sesuai dengan panduan yang telah disiapkan oleh Kemendikburistek. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif dan pembaruan yang signifikan dalam dunia pendidikan.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."