Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, Ini Penjelasannya!

Daftar Isi

Nyero.ID - Pendidikan adalah fondasi utama pembentukan karakter dan kualitas sumber daya manusia sebuah bangsa. Di tengah dinamika perubahan zaman, muncul konsep inovatif yang menggetarkan dunia pendidikan di Indonesia, yaitu Kurikulum Merdeka. 

Sebuah terobosan yang menandai langkah besar dalam membebaskan diri dari rutinitas kurikulum konvensional.

Kurikulum Merdeka tidak sekadar sebuah langkah kecil, tetapi sebuah terobosan revolusioner dalam sistem pendidikan. 

Fokusnya tidak hanya pada pemberian informasi, tetapi juga pada pengembangan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai kepemimpinan. 

Kurikulum ini menjadikan peserta didik sebagai subjek aktif yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

Salah satu poin penting dalam Kurikulum Merdeka adalah memberikan ruang lebih besar bagi kreativitas dan inovasi. 

Peserta didik diundang untuk mengembangkan potensi dan bakat mereka melalui pendekatan pembelajaran yang lebih bebas. 

Guru bukan hanya penyampai informasi, melainkan fasilitator yang mendorong peserta didik dalam berkreasi, eksplorasi bahkan mendapatkan penemuan baru.

Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya mengaitkan pembelajaran dengan dunia nyata. Ini dilakukan dengan memperkenalkan metode pembelajaran yang mengintegrasikan teori dengan praktik, memungkinkan peserta didik melihat relevansi pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari.

Kurikulum Merdeka memberikan perhatian khusus pada pengembangan soft skills, seperti kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan kerjasama tim.

Selain itu, pendekatan ini juga menanamkan mentalitas wirausaha, mempersiapkan generasi penerus untuk menghadapi tantangan dunia kerja dengan sikap proaktif dan kreatif.

Pentingnya melihat prestasi peserta didik secara holistik adalah nilai tambah dari Kurikulum Merdeka. 

Bukan hanya hasil ujian akademis yang diukur, melainkan pencapaian dalam bidang keterampilan, kepribadian, dan kontribusi positif terhadap masyarakat. 

Ini menciptakan pandangan lebih komprehensif tentang kemajuan peserta didik. Meski demikian, penerapan Kurikulum Merdeka tidaklah tanpa tantangan. 

Dibutuhkan dukungan kuat dari semua pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, guru, dan orang tua. Selain itu, perubahan mindset dalam masyarakat juga menjadi kunci keberhasilan.

Apa Saja Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka?

Dalam dunia pendidikan Indonesia, perdebatan mengenai efektivitas kurikulum terus bergulir. Salah satu titik fokus utama adalah perbandingan antara Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi alasan mengapa Kurikulum Merdeka dapat dianggap sebagai pilihan yang lebih baik untuk menggantikan Kurikulum 2013.

1. Pengembangan Holistik vs. Pusat Penekanan pada Pengetahuan

Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka menempatkan penekanan pada pengembangan holistik siswa, melibatkan aspek-aspek seperti keterampilan sosial, kreativitas, dan karakter. 

Ini membawa pandangan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya tentang mencetak "pengetahuan", tetapi juga membentuk individu yang berdaya dan tangguh.

Kurikulum 2013: Kurikulum 2013, sementara memberikan perubahan signifikan dari pendekatan sebelumnya, masih memiliki tendensi menitikberatkan pengetahuan akademis. Evaluasi lebih banyak difokuskan pada tes tertulis dan ujian standar nasional.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek vs. Pembelajaran Tradisional

Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka mempromosikan pembelajaran berbasis proyek, memberikan siswa kesempatan untuk belajar melalui pengalaman praktis dan situasi nyata. 

Ini membangun keterampilan praktis dan aplikatif yang dibutuhkan di dunia nyata.

Kurikulum 2013: Kurikulum 2013, meskipun memperkenalkan pendekatan yang lebih kontekstual, masih menekankan metode pengajaran tradisional dan ujian akhir sebagai penilaian utama.

3. Fleksibilitas Kurikulum vs. Kurikulum Terstruktur

Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka memberikan ruang fleksibilitas bagi guru untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. 

Ini menciptakan pengalaman belajar yang lebih adaptif dan personal.

Kurikulum 2013: Kurikulum 2013, meskipun menyediakan beberapa tingkat fleksibilitas, masih terkendali oleh struktur kurikulum yang cukup terstruktur.

Kurikulum konvensional biasanya lebih terstruktur dengan rencana pembelajaran yang ditetapkan, memberikan sedikit ruang untuk penyesuaian berdasarkan kebutuhan individual siswa.

4. Pengukuran Proses dan Hasil vs. Fokus pada Ujian Akhir

Kurikulum Merdeka: CP dalam Kurikulum Merdeka menilai tidak hanya hasil akhir tetapi juga proses pembelajaran. 

Metode penilaian seperti portofolio dan penilaian formatif memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemajuan siswa.

Kurikulum 2013: Kurikulum 2013 masih cenderung bergantung pada ujian tertulis sebagai penilaian utama, yang mungkin tidak mencerminkan sepenuhnya kemampuan dan potensi siswa.

5. Kemandirian Siswa vs. Ketergantungan pada Pengajaran Guru

Kurikulum Merdeka: Kurikulum Merdeka mendorong kemandirian siswa, memungkinkan mereka untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka sendiri dan merancang jalannya. 

Ini bertujuan membangun karakteristik vital untuk kehidupan setelah sekolah.

Kurikulum 2013: Kurikulum 2013, sementara menggalakkan interaksi siswa dan metode pembelajaran aktif, masih menciptakan ketergantungan pada guru sebagai sumber utama pengetahuan.

Perubahan Istilah Kurikulum 2013 ke dalam Kurikulum Merdeka

Pendidikan Indonesia mengalami evolusi yang signifikan dengan diperkenalkannya konsep "Kurikulum Merdeka." 

Konsep ini, yang diperkenalkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, menghadirkan sejumlah istilah yang perlu dipahami agar masyarakat dapat memahami perubahan tersebut. 

Di bawah ini beberapa istilah kunci dalam Kurikulum Merdeka yang juga memiliki kesamaan dengan kurikulum 2013:

  1. Prota (Program Tahunan) tetap
  2. Promes menjadi Prosem (Program Semester).
  3. Silabus menjadi ATP (Alur Tujuan Pembelajaran). 
  4. KI (Kompetensi Isi) menjadi CP (Capaian Pembelajaran).
  5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi Modul Ajar.
  6. KD (Kompetensi Dasar)  menjadi TP (Tujuan Pembelajaran).
  7. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menjadi KKTP (Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran). 
  8. IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) menjadi IKTP (Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran).
  9. Penilaian Harian (PH) menjadi Sumatif.
  10. Penilaian Tengah Semester (PTS) menjadi STS (Sumatif Tengah Semester).
  11. PAS (Penilaian Akhir Semestar) menjadi SAS (Sumatif Akhir Semester).
  12. Indikator Soal menjadi Indikator Asesmen.
  13. Penilaian Teman Sejawat menjadi Formatif.
  14. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP

Mengapa Kurikulum Merdeka Layak Dipertimbangkan?

Kurikulum Merdeka layak dipertimbangkan karena beberapa alasan yang kuat:

1. Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi

Kurikulum Merdeka menempatkan penekanan pada pengembangan kreativitas dan inovasi siswa. 

Ini memungkinkan mereka untuk belajar melalui eksplorasi, pemecahan masalah, dan proyek-proyek berbasis kegiatan, yang mempromosikan pemikiran kritis dan kemandirian.

2. Mengakomodasi Keanekaragaman Siswa

Pendekatan ini memungkinkan ruang bagi keanekaragaman belajar siswa, memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka sendiri. 

Ini memungkinkan setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi mereka sendiri.

3. Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Dengan memberikan siswa lebih banyak kendali atas proses pembelajaran mereka, Kurikulum Merdeka dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar siswa. 

Mereka merasa lebih terlibat dalam pembelajaran mereka karena memiliki lebih banyak otonomi dalam menentukan jalannya pembelajaran.

4. Mempersiapkan Siswa untuk Tantangan Masa Depan

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan yang cepat berubah dengan memperkuat keterampilan seperti kreativitas, pemikiran kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Ini penting mengingat perubahan cepat dalam lingkungan global dan teknologi.

5. Memperbaiki Kualitas Pembelajaran

Dengan menempatkan siswa di pusat pembelajaran dan memberikan mereka lebih banyak kendali atas proses pembelajaran, Kurikulum Merdeka dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. 

Siswa cenderung aktif terlibat dalam pembelajaran dan menginternalisasi materi lebih baik.

6. Mengurangi Ketidaksetaraan dalam Pendidikan

Dengan memberikan lebih banyak fleksibilitas dan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan lokal dan individual siswa, Kurikulum Merdeka dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam pendidikan. Ini memungkinkan akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas.

7. Meningkatkan Keterlibatan Komunitas Sekolah

Kurikulum Merdeka mendorong keterlibatan komunitas sekolah dalam proses pendidikan, memungkinkan orangtua, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya untuk berkontribusi pada pengembangan kurikulum dan pembelajaran.

Dengan berfokus pada pengembangan kreativitas, keanekaragaman, keterlibatan siswa, dan persiapan untuk masa depan, Kurikulum Merdeka menjanjikan pendekatan yang lebih relevan dan inklusif dalam pendidikan. 

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam mengimplenetasikan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka merupakan pendekatan yang menekankan pada kreativitas, inovasi, dan pengembangan diri siswa. Untuk mengimplementasikannya, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:

1. Pemahaman tentang Kurikulum Merdeka

Penting untuk benar-benar memahami konsep dan prinsip di balik Kurikulum Merdeka, termasuk tujuan, strategi, dan metode pengajaran yang digunakan.

2. Pelatihan bagi Guru

Guru perlu dilatih tentang bagaimana menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran mereka. Ini termasuk strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, penggunaan teknologi, dan pengembangan keterampilan kreatif.

3. Perangkat dan Sumber Belajar yang Mendukung

Memastikan tersedianya perangkat pembelajaran dan sumber daya yang mendukung Kurikulum Merdeka, termasuk buku teks yang sesuai, perangkat lunak, dan peralatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan belajar secara aktif.

4. Pengembangan Kurikulum Lokal

Memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal mereka, sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka.

5. Kolaborasi dengan Stakeholder

Melibatkan semua pihak terkait, termasuk guru, orangtua, siswa, dan masyarakat lokal, dalam proses implementasi. Ini dapat membantu memastikan dukungan dan partisipasi yang lebih besar.

6. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan

Mendirikan sistem pemantauan dan evaluasi yang memungkinkan untuk mengukur efektivitas implementasi Kurikulum Merdeka dan membuat penyesuaian yang diperlukan berdasarkan temuan evaluasi.

7. Komunikasi Efektif

Mengkomunikasikan visi dan tujuan Kurikulum Merdeka kepada semua pemangku kepentingan, serta menyediakan forum untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam menerapkannya.

8. Komitmen pada Pendekatan Siswa-Centris

Memastikan bahwa semua keputusan dan aktivitas pembelajaran didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan siswa, bukan hanya memenuhi persyaratan kurikulum nasional.

9. Fleksibilitas dan Adaptabilitas

Membangun kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang mungkin muncul selama proses implementasi, serta fleksibel dalam menyesuaikan strategi dan pendekatan yang digunakan.

Dengan persiapan yang matang dan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, implementasi Kurikulum Merdeka dapat menjadi langkah yang berarti menuju peningkatan kualitas pendidikan yang lebih holistik dan relevan bagi siswa.

Kesimpulan

Mengganti Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka mungkin menjadi langkah penting dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. 

Dengan fokus pada pengembangan holistik, pembelajaran berbasis proyek, fleksibilitas, penilaian komprehensif, dan kemandirian siswa, Kurikulum Merdeka menjanjikan pendekatan yang lebih relevan dan adaptif. 

Meskipun tidak mengabaikan pencapaian akademis, Kurikulum Merdeka menyuarakan ide bahwa pendidikan seharusnya lebih dari sekadar mengejar nilai dan gelar. 

Ia membawa aspirasi untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki keterampilan dan karakter yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dunia nyata.

Baca Juga: 

Seiring dengan berjalannya waktu, harapannya adalah Kurikulum Merdeka dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perbaikan kualitas pendidikan di negeri ini. 

Mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kepribadian unggul dan siap menghadapi tantangan global.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."