Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SD/MI Beserta Penjelasannya!

Daftar Isi
Struktur Kurikulum Merdeka Belajar SD/MI

Nyero.ID - Struktur kurikulum untuk Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Kurikulum Merdeka memiliki beberapa ciri khas yang bertujuan untuk memastikan pendidikan yang holistik dan relevan dengan kebutuhan siswa. 

Kurikulum Merdeka memperhatikan keanekaragaman peserta didik, memungkinkan mereka untuk belajar sesuai dengan potensi dan minat masing-masing.

Dalam struktur kurikulum ini, tidak ada satu pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk semua siswa. 

Sebaliknya, Kurikulum Merdeka mengakui bahwa peserta didik memiliki minat, bakat, dan kebutuhan yang berbeda. 

Oleh karena itu memungkinkan fleksibilitas dalam pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan mengembangkan potensi mereka sesuai dengan arah yang mereka pilih.

Selain itu, Kurikulum Merdeka juga memperhatikan keanekaragaman konteks sosial, budaya, dan lingkungan tempat tinggal siswa. 

Ini memungkinkan pengajaran dan pembelajaran untuk disesuaikan dengan realitas lokal siswa, sehingga materi pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna bagi mereka. 

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan struktur kurikulum merdeka jenjang SD/MI:

1. Muatan Struktur Kurikulum SD/MI Kurikulum Merdeka

Struktur kurikulum SD/MI dalam konteks Kurikulum Merdeka mengikuti pendekatan yang terdiri dari dua kegiatan pembelajaran utama:

a. Pembelajaran Reguler (Intrakurikuler)

Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang berlangsung secara reguler di kelas, di mana siswa belajar berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan. 

Pembelajaran reguler mencakup mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani.

Kegiatan pembelajaran ini didesain untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar kepada siswa sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

P5 adalah kegiatan pembelajaran tambahan yang merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka untuk memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila pada siswa. 

Melalui proyek ini, siswa didorong untuk memahami, menginternalisasi, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mereka. 

Proyek ini bisa berupa berbagai kegiatan dengan tema khusus yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Jam Pelajaran (JP)

Dalam Kurikulum Merdeka, Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun sebagai acuan untuk menentukan jumlah waktu yang diperuntukkan bagi pembelajaran di sekolah. 

Namun, yang unik dalam Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitasnya dalam pengaturan alokasi waktu pembelajaran. 

Ini berarti satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk mengatur bagaimana waktu pembelajaran dialokasikan, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi sekolah masing-masing.

Fleksibilitas ini memungkinkan sekolah untuk menyesuaikan jadwal pembelajaran sesuai dengan konteks lokal, kebijakan sekolah, dan kebutuhan siswa. 

Misalnya, sekolah dapat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk mata pelajaran tertentu. 

Mereka juga dapat menyesuaikan jadwal untuk memasukkan kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan keagamaan, atau kegiatan khusus lainnya yang mendukung pengembangan siswa secara holistik.

3. Pendekatan Pembelajaran

Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan pembelajaran bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Ada tiga pendekatan utama yang dapat digunakan:

a. Pendekatan Berbasis Mata Pelajaran

Pendekatan ini mengorganisir pembelajaran berdasarkan mata pelajaran yang terpisah. 

Setiap mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dengan fokus pada pengetahuan dan keterampilan khusus yang terkait dengan subjek tersebut. 

Misalnya, Matematika diajarkan terpisah dari Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan mata pelajaran lainnya.

b. Pendekatan Tematik

Pendekatan tematik mengintegrasikan beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema atau topik tertentu.

Melalui pendekatan ini, siswa belajar tentang konsep-konsep yang terkait dengan topik tertentu secara holistik. 

Sebagai contoh, dalam tema "Pertanian", siswa dapat mempelajari tentang ilmu pengetahuan alam, matematika (misalnya, pengukuran lahan), bahasa Indonesia (mengenai literatur pertanian), dan IPS (tentang ekonomi pertanian) secara terintegrasi.

c. Pendekatan Terintegrasi

Pendekatan ini menekankan integrasi semua mata pelajaran ke dalam satu kerangka pembelajaran yang menyeluruh. 

Tidak ada pemisahan yang jelas antara mata pelajaran, dan pembelajaran dilakukan secara lintas disiplin. 

Guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai konsep dari berbagai mata pelajaran ke dalam konteks yang bermakna bagi siswa.

Keputusan untuk menggunakan pendekatan pembelajaran mana tergantung pada preferensi, kebijakan, dan kebutuhan sekolah serta karakteristik siswa yang dilayani. 

Pendekatan yang dipilih harus mendukung tujuan kurikulum secara keseluruhan, yaitu memberikan pendidikan yang holistik dan relevan bagi siswa. 

4. Perubahan Terkait Mata Pelajaran

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa perubahan terkait mata pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan relevansi dan keberagaman dalam kurikulum:

a. IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial)

IPAS merupakan paduan dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Dengan menggabungkan kedua disiplin ilmu ini, IPAS memungkinkan siswa untuk mempelajari aspek-aspek alam dan sosial secara terintegrasi.

Hal ini dapat membantu siswa memahami hubungan antara manusia dan lingkungannya, serta merangsang pemikiran lintas disiplin.

b. Bahasa Inggris sebagai Mata Pelajaran Pilihan

Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan, yang ketersediaannya tergantung pada kesiapan satuan pendidikan. 

Hal ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperdalam kemampuan berbahasa Inggris sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. 

Mata pelajaran ini dapat membantu siswa dalam berbagai aspek, termasuk komunikasi internasional, akses ke sumber daya global, dan peningkatan peluang karir di masa depan.

c. Mata Pelajaran Seni dan Budaya

Kurikulum Merdeka memberikan pilihan bagi satuan pendidikan atau murid untuk memilih setidaknya satu dari empat mata pelajaran Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari.

Pemberian pilihan ini memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat mereka dalam berbagai bentuk seni dan budaya, serta mengembangkan keterampilan kreatif dan ekspresif mereka.

Perubahan-perubahan ini bertujuan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa dan memastikan bahwa kurikulum mencakup berbagai aspek kehidupan dan kepentingan siswa secara lebih holistik. 

5. Alokasi waktu  

Alokasi waktu dalam Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal mereka. 

Alokasi waktu pembelajaran dapat mencakup berbagai aspek, termasuk jumlah jam pelajaran per minggu untuk setiap mata pelajaran, waktu yang dialokasikan untuk kegiatan ekstrakurikuler, dan jadwal pembelajaran yang fleksibel.

a. Kelas 1 SD/MI (Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)

Alokasi waktu mata pelajaran SDMI kelas 1 dalam struktur kurikulum Merdeka

Keterangan: 

  • * Diikuti murid sesuai agama masing-masing.
  • ** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Murid memilih salah satu.
  • *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
  • **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

b. Kelas 2 SD/MI (Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)

Alokasi waktu mata pelajaran SDMI kelas 2 dalam struktur kurikulum Merdeka

Keterangan:

  • * Diikuti murid sesuai agama masing-masing.
  • ** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Murid memilih salah satu.
  • *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
  • **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

c. Kelas 3–5 SD/MI (Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)

Alokasi waktu mata pelajaran SDMI kelas 3–5

Keterangan:

  • * Diikuti murid sesuai agama masing-masing.
  • ** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Murid memilih salah satu.
  • *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
  • **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

d. Kelas 6 SD/MI (Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 35 menit)

Alokasi waktu mata pelajaran SDMI kelas 6 dalam struktur kurikulum Merdeka

Keterangan:

  • * Diikuti murid sesuai agama masing-masing. 
  • ** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Murid memilih salah satu.
  • *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64 JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan.
  • **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Penjelasan Tambahan Struktur Kurikulum SD/MI/sederajat secara umum

a. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan pendidikan. 

Pemerintah daerah perlu melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait peningkatan kompetensi dan penyediaan guru. 

Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.

b. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan YME dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME.

c. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SD/MI/sederajat menyediakan layanan program kebutuhan khusus sesuai dengan kondisi peserta didik.

d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kemampuan murid dilakukan oleh guru yang melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling (BK).

Pengembangan Struktur Kurikulum Merdeka SD/MI di Satuan Pendidikan

Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan struktur Kurikulum Merdeka di jenjang SD/MI: 

1. Pembelajaran Tematik Terpadu

Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran tematik terpadu, di mana berbagai mata pelajaran tidak diajarkan secara terpisah, tetapi terintegrasi ke dalam tema atau topik tertentu. 

Misalnya, dalam mempelajari tema "Alam Semesta", siswa dapat belajar tentang astronomi, sains, matematika, dan bahasa Indonesia secara terpadu.

2. Penguatan Literasi dan Numerasi

Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung melalui berbagai konteks pembelajaran, termasuk dalam kegiatan sehari-hari dan proyek-proyek yang relevan.

3. Pembelajaran Kontekstual

Materi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan realitas lokal siswa, sehingga memungkinkan mereka untuk mengaitkan pengetahuan yang mereka peroleh dengan pengalaman mereka sendiri.

4. Penguatan Pendidikan Karakter

Selain aspek akademis, Kurikulum Merdeka juga menitikberatkan pada pembentukan karakter dan nilai-nilai moral siswa. 

Melalui berbagai kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler, siswa didorong untuk mengembangkan sikap seperti kejujuran, disiplin, kerja sama, dan rasa empati.

5. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat

Struktur kurikulum Kurikulum Merdeka juga melibatkan peran aktif orang tua dan masyarakat dalam pendidikan. 

Mereka dituntut untuk turut serta dalam proses pembelajaran, baik melalui dukungan dalam kegiatan di sekolah maupun dalam mendukung pembelajaran di rumah.

6. Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran proyek menjadi metode utama dalam Kurikulum Merdeka.

Siswa diberi proyek-proyek nyata yang memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam konteks yang bermakna.

7. Evaluasi Formatif dan Berkelanjutan

Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka lebih bersifat formatif dan berkelanjutan. 

Selain ujian akhir semester, guru juga menggunakan berbagai teknik evaluasi lainnya, seperti penugasan proyek, observasi, dan portofolio, untuk memahami perkembangan siswa secara holistik.

8. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran

Kurikulum Merdeka mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran untuk mendukung pengalaman belajar siswa. 

Penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan media digital lainnya menjadi bagian integral dari strategi pembelajaran.

Baca Juga:

Demikianlah ulasan terkait Struktur kurikulum Merdeka Belajar SD/MI, semoga bermanfaat.  

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."