P5 Dalam Kurikulum Merdeka: Pengertian, Manfaat, Prinsip dan Tema Utamanya!

Daftar Isi

Nyero.ID - Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka? bagaimana pengertiannya? apa saja manfaatnya? seperti apa prinsipnya? dan berapa tema utamanya? Inilah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau disingkat P5.  

Dalam merangkai kurikulum Merdeka, P5 memiliki peran krusial dalam membentuk identitas nasional yang kokoh dan mengembangkan karakter siswa sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia. 

Melalui pendekatan holistik, projek ini tidak hanya mengejar keunggulan akademis, tetapi juga menekankan aspek pengembangan kepribadian, etika, dan kepedulian sosial.

Sebagai langkah awal, P5 menawarkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada nilai-nilai Pancasila, mengintegrasikannya ke dalam setiap aspek kurikulum. 

Melalui metode ini, diharapkan siswa tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga mampu menerapkan dan menginternalisasi nilai-nilai luhur bangsa dalam kehidupan sehari-hari.

Projek ini juga menekankan pentingnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan memperkuat aspek sosial, kepemimpinan, dan keterampilan berkomunikasi. 

Setiap siswa diharapkan menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara emosional dan sosial.

P5 Kurikulum  Merdeka: Pengertian, Manfaat, Prinsip dan Tema Utamanya!

P5 tidak hanya bertujuan melibatkan sekolah dan siswa, tetapi juga melibatkan aktif peran orang tua dalam mendukung pembentukan karakter anak-anak mereka. 

Kolaborasi antara sekolah dan keluarga dianggap krusial untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang holistik dan terintegrasi.

Dengan terus mengoptimalkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam kurikulum Merdeka, diharapkan Indonesia dapat melahirkan generasi penerus yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai Pancasila, mampu menghadapi dinamika global, dan menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dalam membangun masa depan bangsa.

Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka?

Menurut Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 dalam Kurikulum Merdeka adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yaitu kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang dibentuk berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan dengan fleksibilitas tinggi dalam muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan, sengaja dirancang terpisah dari kurikulum intrakurikuler. 

Hal ini memungkinkan tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus terkait langsung dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. 

Dalam prosesnya, satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan dunia kerja untuk merancang serta menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

P5 Kurikulum Merdeka dapat dianggap sebagai suatu sistem pembelajaran yang bertujuan untuk mengobservasi dan menyelesaikan permasalahan di sekitar melalui lima aspek utama, yaitu: potensi diri, pemberdayaan diri, peningkatan diri, pemahaman diri, dan peran sosial.

Dalam implementasinya, P5 dalam Kurikulum Merdeka memanfaatkan metode pembelajaran interaktif yang memberikan kesempatan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 

Melalui kurikulum ini, harapannya siswa dapat mengembangkan potensi mereka dengan lebih bebas dan kreatif, serta mempersiapkan mereka menjadi individu yang lebih mandiri dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.  

Manfaat P5 dalam Kurikulum Merdeka

P5 membuka ruang baru bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk menggali dan menerapkan profil pelajar Pancasila dengan cara yang unik dan inovatif. Berikut beberapa manfaat P5 Kurikulum Merdeka:

1. Bagi Satuan Pendidikan

Dengan mengintegrasikan P5 ke dalam kurikulum, satuan pendidikan berubah menjadi ekosistem yang terbuka, memungkinkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat. 

P5 merancang satuan pendidikan sebagai organisasi pembelajaran yang tidak hanya fokus pada kepentingan internal, tetapi juga memberikan kontribusi positif kepada lingkungan dan komunitas di sekitarnya.

2. Bagi pendidik

P5 menjadi wahana yang memberikan ruang dan waktu yang sangat diperlukan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. 

Selain itu, melalui P5, pendidik memiliki kesempatan untuk merencanakan proses pembelajaran projek profil dengan tujuan akhir yang jelas.'

Pendekatan pembelajaran ini bukan hanya melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang dinamis tetapi juga memungkinkan pengembangan kompetensi sebagai pendidik yang terbuka untuk berkolaborasi dengan sesama pendidik dari berbagai mata pelajaran.

Tidak kalah penting, manfaat bagi peserta didik melibatkan memberi ruang dan waktu untuk mengembangkan kompetensi, memperkuat karakter, dan memahami profil pelajar Pancasila dengan lebih mendalam. 

Proses pembelajaran projek profil, yang diarahkan menuju tujuan yang jelas, menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih bermakna bagi peserta didik. 

Melalui P5, peserta didik diajak untuk menjadi individu yang terbuka untuk berkolaborasi dengan pendidik dari berbagai mata pelajaran, memperkaya hasil pembelajaran dengan pengetahuan dan perspektif yang beragam.

Dengan demikian, P5 tidak hanya menghadirkan manfaat yang konkrit bagi satuan pendidikan, pendidik, dan peserta didik, tetapi juga membentuk ekosistem pendidikan yang dinamis, inklusif, dan berkelanjutan.

Melalui pengintegrasian P5, pendidikan di Indonesia semakin menjadi arena yang mendorong perkembangan komprehensif bagi semua pihak yang terlibat.

Baca Juga: Apa Itu Kurikulum Merdeka?

Prinsip Utama P5 dalam Kurikulum Merdeka

Prinsip-prinsip yang menjadi landasan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tidak hanya menjadi panduan, tetapi juga menggambarkan esensi dari transformasi pendidikan di Indonesia.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai empat prinsip utama P5 yang menjadi tonggak penting dalam pengembangan kurikulum yang holistik dan dinamis.

1. Holistik

Prinsip holistik mencerminkan pandangan yang melibatkan segala sesuatu secara menyeluruh, bukan terpisah-pisah. 

Dengan memasukkan kerangka berpikir holistik, P5 mendorong peserta didik untuk memperdalam tema dan materi secara komprehensif, memperoleh pemahaman mendalam terhadap persoalan yang dihadapi. 

Setiap tema dalam P5 menjadi wadah untuk berbagai perspektif dan pengetahuan terpadu, menginspirasi peserta didik untuk melihat koneksi bermakna antar komponen, termasuk peserta didik dan pendidik.

2. Kontekstual

Prinsip kontekstual menekankan pentingnya memasukkan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari ke dalam kegiatan pembelajaran. 

Pendidik dan peserta didik didorong untuk menjadikan lingkungan dan realitas kehidupan sebagai sumber utama pembelajaran. 

Dalam konteks P5, satuan pendidikan menjadi penyelenggara kegiatan projek profil yang membuka ruang bagi peserta didik untuk bereksplorasi di luar batas lingkup tradisional satuan pendidikan.

3. Berpusat pada Peserta Didik

Prinsip berpusat pada peserta didik menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif. Pendidik, dengan prinsip ini, diharapkan dapat mengurangi perannya sebagai aktor utama dalam kegiatan belajar mengajar. 

P5 membentuk pendidik sebagai fasilitator pembelajaran, memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk eksplorasi berdasarkan dorongan diri mereka sendiri dan sesuai dengan kondisi serta kemampuan masing-masing.

4. Eksploratif

Prinsip eksploratif menekankan semangat membuka ruang bagi pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur maupun bebas. 

P5 menyediakan area eksplorasi yang luas, mencakup jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. 

Prinsip ini juga mendorong P5 untuk melengkapi dan memperkuat kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam konteks pendidikan intrakurikuler.

Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, P5 bukan hanya menjadi suatu proyek, tetapi sebuah pendekatan revolusioner yang membentuk fondasi pendidikan holistik dan dinamis di Indonesia. 

Prinsip-prinsip tersebut menjadi pilar bagi transformasi menuju sistem pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara keseluruhan.

Tema Pilihan & Tema Wajib Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia menggarisbawahi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila sebagai fokus utama saat ini. 

Projek ini diharapkan menjadi kunci mencapai visi pendidikan Indonesia, menciptakan Pelajar Pancasila yang mampu mewujudkan Indonesia maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.

Dalam pelaksanaannya, Kemendikbudristek telah menetapkan 9 tema umum yang terdiri dari 7 tema pilihan dan 2 tema wajib untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tema-tema tersebut dijalankan oleh satuan pendidikan selama satu tahun ajaran, berdasarkan isu-isu relevan di lingkungan peserta didik.

1. Gaya Hidup Berkelanjutan

Tema ini bertujuan untuk memahami dampak aktivitas manusia terhadap keberlanjutan kehidupan dan lingkungan. 

Pentingnya membangun kesadaran akan perilaku ramah lingkungan dan mencari solusi untuk masalah lingkungan menjadi fokus utama. 

Peserta didik dapat terlibat dalam kegiatan seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau penanaman pohon untuk mendukung penghijauan.

2. Kearifan Lokal

Mengatasi krisis identitas dan lunturnya budaya, tema ini mendorong eksplorasi dan inkuiri peserta didik tentang budaya dan kearifan lokal di sekitar mereka. 

Kegiatan yang dapat dilakukan disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah.

3. Bineka Tunggal Ika

Mengangkat isu intoleransi dan radikalisme, tema ini mengajak peserta didik untuk memahami dan menghormati keberagaman kelompok agama dan kepercayaan di Indonesia. 

Dialog yang penuh hormat tentang perbedaan nilai dan ajaran diharapkan dapat tumbuh melalui kegiatan ini.

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya

Fokus pada kesehatan fisik dan mental peserta didik, tema ini ditujukan untuk membangun kesadaran dan keterampilan dalam menjaga kesehatan diri dan orang lain di lingkungan sekolah.

Kegiatan anti-bullying dapat diadakan untuk menekan kasus perundungan di lingkungan pendidikan.

5. Suara Demokrasi

Mengingat Indonesia sebagai negara demokrasi, tema ini bertujuan untuk menanamkan jiwa demokrasi.

Seperti memanfaatkan kegiatan pemilihan raya ketua OSIS dapat menjadi ajang untuk mempromosikan partisipasi dan musyawarah dalam pengambilan keputusan.

6. Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI

Tema ini bertujuan mendorong pemanfaatan teknologi sebagai upaya dalam melatih daya pikir kritis dan kreatif peserta didik. 

Kegiatan proyek dapat mencakup desain inovatif sederhana dengan menerapkan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan di sekitar sekolah.

7. Kewirausahaan

Tema ini ditujukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan peserta didik. 

Peserta didik diajak untuk mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha lokal, mengembangkan produk inovatif dengan konten lokal, dan memahami kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Tiga dari tujuh tema ini dapat dipilih oleh setiap satuan pendidikan pada awal tahun ajaran dan diimplementasikan selama satu tahun, memberikan fleksibilitas yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan di masing-masing lingkungan pendidikan.

8. Kebekerjaan (Tema Wajib untuk SMK/MAK)

Tema Kebekerjaan membawa siswa SMK/MAK ke dunia ketenagakerjaan dengan pendekatan yang holistik. Diharapkan tema ini dapat membentuk pemahaman yang mendalam tentang peluang kerja, kesiapan kerja, dan peningkatan kapabilitas sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. 

Fokusnya tidak hanya pada penguasaan keahlian teknis, tetapi juga pada aspek-aspek soft skills dan adaptabilitas yang menjadi kebutuhan esensial di lingkungan kerja saat ini. 

Melalui tema ini, siswa diarahkan untuk mengasah keahlian sesuai minat dan bakatnya, mempersiapkan diri untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang dinamis.

9. Budaya Kerja (Tema Wajib untuk SMK/MAK)

Budaya Kerja menjadi tema wajib berikutnya, membekali siswa SMK/MAK dengan kesadaran akan sikap dan perilaku yang diperlukan dalam dunia kerja. 

Tema ini tidak hanya mencakup keterampilan teknis, melainkan juga menekankan pentingnya memiliki budaya kerja yang positif.

Siswa diajak untuk membangun etika kerja, disiplin, kerjasama tim, dan komunikasi efektif. 

Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi profesional yang terampil dalam bidang teknis, tetapi juga individu yang mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang beragam dan dinamis.

Dua tema wajib ini bersifat saling melengkapi. Kebekerjaan memberikan dasar konseptual dan praktis terkait dunia kerja, sedangkan Budaya Kerja membentuk karakter yang diperlukan untuk berintegrasi dan berkembang dalam lingkungan profesional. 

Baca Juga:

Kombinasi antara pengetahuan teknis dan keterampilan interpersonal ini diharapkan akan menciptakan lulusan SMK/MAK yang tidak hanya memiliki keahlian yang dibutuhkan industri, tetapi juga siap menghadapi tantangan global dan menjadi kontributor positif dalam dunia kerja. 

Tema wajib ini menjadi landasan utama dalam membentuk generasi penerus yang siap bersaing dan berinovasi dalam era kerja yang terus berkembang.

Demikianlah ulasan tentang P5 dalam Kurikulum Merdeka: Pengertian, Manfaat, Prinsip dan Tema Utamanya! Semoga bermanfaat.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."