Metode ABCD dalam Mengembangkan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka!

Daftar Isi

Nyero.ID - Pembuatan rencana pembelajaran merupakan langkah penting dalam proses belajar mengajar. Tahapan ini dimulai dengan menganalisis karakteristik siswa dan lingkungan belajar.

Melalui analisis ini, kita dapat mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik, serta membedakan antara perilaku yang akan diajarkan dan yang tidak.

Setelah itu, guru dapat merumuskan tujuan instruksional. Ada dua jenis tujuan instruksional, yaitu tujuan instruksional khusus (TIK) dan tujuan instruksional umum (TIU). 

TIK merupakan tujuan yang spesifik, sementara TIU merujuk pada tujuan akhir pembelajaran.

Tujuan pembelajaran haruslah menyatakan tingkah laku yang diharapkan peserta didik setelah proses pembelajaran. Tujuan ini juga harus mengacu pada Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.

Metode ABCD dalam Mengembangkan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka!

Tujuan pembelajaran merupakan hasil yang diharapkan dari upaya pembelajaran. Seiring dengan proses pembelajaran yang bertahap dan bertingkat, tujuan juga bersifat dinamis. 

Pendekatan pembelajaran tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga membentuk kepribadian peserta didik.

Rancangan pembelajaran meliputi perencanaan kegiatan, pemilihan media dan sumber belajar, penyusunan skenario, dan penilaian. 

Tujuan instruksional khusus (TIK) disusun secara jelas dan diberitahukan kepada peserta didik untuk memastikan pemahaman yang sama antara guru dan siswa. 

Tujuan instruksional haruslah spesifik dan tidak ambigu, sehingga memudahkan evaluasi terhadap pencapaian pembelajaran.

Mengembangkan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka Menggunakan Rumus ABCD

Menulis tujuan pembelajaran secara komprehensif membutuhkan pedoman yang jelas dan terstruktur. Terdapat beberapa prinsip yang diperkenalkan oleh para ahli pendidikan untuk merumuskannya.

Namun yang paling banyak digunakan adalah metode ABCD yang diperkenalkan oleh Robert F. Mager. 

A: Audience

Audience atau SIAPA yang menjadi target dari proses pembelajaran. Seperti peserta pelatihan, siswa, santri, atau mahasiswa. 

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, penting untuk secara eksplisit menyebutkan siapa target dari pembelajaran tersebut, misalnya "Siswa kelas V" atau menggunakan frase "Siswa dapat...". 

Rincian audience ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran ini berfokus pada apa yang siswa (audience) akan mampu lakukan atau ketahui setelah pembelajaran, bukan pada tindakan yang dilakukan oleh guru.

Dalam Kurikulum Merdeka, audien tidak hanya terbatas pada kelas atau tingkat sekolah tertentu, melainkan juga mencakup karakteristik dan kebutuhan lokal serta keberagaman siswa. 

Setiap tujuan pembelajaran harus disesuaikan dengan audien yang spesifik, mempertimbangkan latar belakang, kebutuhan, karakteristik, gaya belajar dan potensi siswa secara holistik.

B: Behaviour

Behaviour yang dimaksud adalah jenis PERILAKU apa yang diharapkan dapat ditunjukkan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. 

Perilaku ini biasanya dirumuskan dengan menggunakan kata kerja yang ditempatkan setelah frase pengantar (misalnya, "peserta didik dapat..."). 

Perilaku ini mencerminkan ranah pembelajaran, sehingga posisinya sangat signifikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran. 

Inti dari tujuan pembelajaran adalah kata kerja yang menggambarkan kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah pembelajaran. 

Kata kerja tersebut haruslah komunikatif dan mengindikasikan perilaku yang dapat diamati. 

Misalnya, "mendefinisikan", "mengelompokkan", dan "mendemonstrasikan". 

Hindari penggunaan kata-kata samar seperti "mengetahui" dan "memahami", karena tidak memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang diharapkan dari siswa.

Dalam konteks kurikulum merdeka, perilaku tidak hanya terbatas pada aspek kognitif, tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik. 

Sehingga, dalam merumuskan tujuan pembelajaran harus merangkul beragam jenis perilaku yang relevan dengan pengembangan karakter, keterampilan, dan potensi siswa.

C: Condition

Condition mengacu pada KONDISI di mana perilaku (behaviour) tersebut akan ditunjukkan oleh peserta didik. 

Misalnya, dalam situasi berpasangan dengan teman mereka, dalam permainan 3 on 3, atau ketika menghindari rintangan kayu.

Kondisi ini membantu memastikan bahwa siswa dapat menunjukkan perilaku yang diharapkan tanpa ketergantungan pada bahan atau referensi eksternal.

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran Kurikulum Merdeka, Konteks kondisi ini juga mencakup faktor-faktor seperti lingkungan belajar, sumber daya yang tersedia, serta kebutuhan dan minat siswa. 

Tujuan pembelajaran harus dirancang dengan memperhitungkan kondisi yang mendukung dan mendorong tercapainya perilaku yang diharapkan.

D: Degree

Bagian terakhir dari tujuan pembelajaran adalah menetapkan standar atau kriteria dari perilaku yang akan dinilai. 

Standar ini dapat berupa jumlah, waktu, proporsi jawaban benar, atau kualitas jawaban. 

Misalnya, "minimal 1000 kata", "lima dari enam daun", atau "tiga perbedaan antara kedua batu tersebut". 

Baca Juga:

Penetapan kriteria ini membantu dalam mengevaluasi pencapaian siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."