6 Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka yang Membedakan dengan K13

Daftar Isi

Nyero.ID - Sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka dalam dunia pendidikan, penting bagi setiap sekolah untuk memahami dengan baik esensi dari kurikulum ini. Dari perubahan apa yang akan terjadi, hingga persiapan yang diperlukan dan cara terbaik untuk mengimplementasikannya.

Kurikulum Merdeka dipandang sebagai solusi yang tepat untuk membangkitkan semangat belajar siswa, sekaligus mengembangkan kompetensi mereka sesuai dengan bakat dan minat individual.

Kurikulum Merdeka dihadirkan sebagai respons terhadap tantangan pembelajaran selama pandemi Covid-19 yang mengakibatkan ketertinggalan dalam proses belajar mengajar.

Fokusnya adalah mengatasi krisis pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Inilah wujud dari pemulihan pembelajaran, yang merujuk pada pandemi dengan semua kendala dan hambatannya.

Karakteristik Utama Kurikulum Merdeka

Nah, apa saja karakteristik utama yang terdapat dalam kurikulum Merdeka. Berikut beberapa di antarannya:

1) Fokus Terhadap Materi Esensial

Karakteristik utama Kurikulum Merdeka adalah pendorongan ke materi esensial, khususnya literasi dan numerasi. Ini berarti mengurangi beban belajar pada setiap mata pelajaran, mengedepankan kualitas lebih dari kuantitas.

Dengan fokus pada materi esensial, guru memiliki lebih banyak waktu untuk menerapkan metode pembelajaran interaktif dan kolaboratif, seperti diskusi, argumentasi, atau project-based learning.

Materi yang esensial memungkinkan guru untuk memberikan perhatian lebih optimal terhadap proses pembelajaran siswa.

Asesmen formatif dapat diterapkan dengan lebih baik, memungkinkan guru memahami kemampuan awal siswa dan menyesuaikan pengajaran sesuai dengan karakteristik belajar masing-masing.

Hasilnya, sekolah juga dapat lebih leluasa menggunakan materi konseptual sesuai dengan visi dan misi mereka.

2) Fleksibilitas yang Lebih Tinggi

Kurikulum Merdeka dianggap lebih fleksibel dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Guru, siswa, dan sekolah lebih "merdeka" dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Siswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi bisa belajar di mana saja untuk menciptakan karya atau proyek tertentu.

Kompetensi atau capaian pembelajaran ditetapkan tidak per tahun, melainkan per fase, memberi ruang lebih besar untuk merancang alur pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa.

Jam pelajaran yang berubah menjadi pukul 13.00—14.00, ditargetkan per tahun, memberi sekolah keleluasaan dalam merancang kurikulum operasionalnya.

Pada tingkat SMA dan paket C kelas 11 dan 12, siswa diberikan kebebasan memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya, mengakhiri pembatasan berdasarkan jurusan.

3) Ketersediaan Perangkat Ajar yang Beragam

Guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka memiliki kebebasan menggunakan berbagai perangkat ajar, mulai dari buku teks, asesmen literasi dan numerasi, hingga aplikasi dan website yang disediakan oleh Kemdikbud.

Ini memberikan dukungan tambahan berupa pelatihan bagi guru dan kepala sekolah, semakin membantu mereka merancang pembelajaran yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Karakteristik ini membantu menciptakan pembelajaran yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga bermakna dan holistik bagi siswa. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk membentuk siswa menjadi Pelajar Pancasila yang siap menghadapi masa depan dengan lebih baik.

Untuk menjalankan Kurikulum Merdeka, persiapan yang matang diperlukan, termasuk peningkatan kompetensi pendidik melalui pelatihan, yang kini dapat diakses secara online.

4) Pendekatan Holistik dalam Pembelajaran

Dalam Kurikulum Merdeka, pendekatan holistik menjadi poin penting. Guru diharapkan tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pengembangan karakter dan kecerdasan emosional siswa.

Pembelajaran tidak hanya terbatas pada penguasaan materi pelajaran, tetapi juga mencakup nilai-nilai moral, etika, serta keterampilan sosial yang penting bagi perkembangan pribadi siswa.

Dengan menekankan aspek holistik, kurikulum ini memberikan siswa pengalaman pembelajaran yang lebih menyeluruh, membentuk mereka sebagai individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki kepribadian yang seimbang dan beretika.

5) Keterlibatan Orang Tua dalam Proses Pembelajaran

Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran adalah langkah krusial dalam Kurikulum Merdeka. Komunikasi yang terbuka antara guru, siswa, dan orang tua dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan belajar siswa.

Orang tua dapat berperan aktif dalam mendukung pembelajaran di rumah, menciptakan lingkungan yang mendukung dan mendorong minat belajar anak.

Dengan melibatkan orang tua, kurikulum ini tidak hanya menciptakan hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga, tetapi juga memastikan bahwa pembelajaran tidak terbatas pada ruang kelas.

Keterlibatan orang tua menjadi pendorong positif bagi prestasi akademis dan perkembangan pribadi siswa.

6) Evaluasi Berbasis Kemajuan dan Pengembangan

Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya evaluasi yang berbasis pada kemajuan dan pengembangan siswa.

Sistem evaluasi yang fleksibel memungkinkan guru untuk lebih memahami perkembangan setiap siswa secara individual.

Penekanan pada evaluasi formatif memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan dan kebutuhan belajar siswa.

Dengan demikian, guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang lebih efektif dan mendukung, sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.

Evaluasi yang berfokus pada pengembangan, bukan sekadar penilaian akhir, menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong siswa untuk terus berkembang dan meningkatkan potensi mereka sepanjang masa Pendidikan.

Baca Juga: Asesmen dan Penilaian Kurikulum Merdeka

Untuk mengoptimalkan karakteristik Kurikulum Merdeka yang telah diuraikan di atas, beberapa langkah dapat diambil:

1) Pelatihan dan Pengembangan Guru

Melakukan pelatihan terkait strategi pengajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif. Guru perlu mendapatkan keterampilan baru untuk mengintegrasikan metode pembelajaran seperti diskusi, project-based learning, dan asesmen formatif ke dalam kurikulum.

Menyediakan sumber daya dan dukungan yang memadai untuk membantu guru menghadapi perubahan dalam pendekatan pembelajaran.

2) Pengembangan Materi Pembelajaran

Menghasilkan materi pembelajaran yang esensial, menarik, dan relevan untuk memenuhi kebutuhan siswa. Kolaborasi antara guru, spesialis kurikulum, dan ahli dalam bidang tertentu dapat meningkatkan kualitas materi.

Mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti aplikasi dan platform online, untuk meningkatkan aksesibilitas dan daya tarik materi pembelajaran.

3) Fasilitasi Lingkungan Pembelajaran yang Kreatif

Mendorong sekolah untuk menciptakan ruang pembelajaran yang inspiratif dan memungkinkan siswa belajar di luar kelas.

Menyediakan fasilitas dan peralatan yang mendukung metode pembelajaran yang lebih fleksibel, seperti ruang kreativitas, perpustakaan, dan laboratorium.

4) Komunikasi yang Efektif

Membangun saluran komunikasi yang efektif antara guru, siswa, orang tua, dan pihak sekolah.

Menyelenggarakan pertemuan reguler atau forum untuk membahas perkembangan siswa, tujuan pembelajaran, dan masukan dari orang tua.

5) Dukungan bagi Siswa berkebutuhan Khusus

Menyediakan dukungan ekstra untuk siswa dengan kebutuhan khusus untuk memastikan bahwa mereka dapat mengakses kurikulum dan meraih keberhasilan.

Mengidentifikasi dan menanggapi tantangan yang mungkin dihadapi oleh siswa dengan memberikan bantuan tambahan atau modifikasi pada pembelajaran.

6) Evaluasi dan Pemantauan Berkala

Melakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas kurikulum dan strategi pembelajaran yang diterapkan.

Memantau kemajuan siswa secara terus-menerus dengan menggunakan alat evaluasi yang mendukung pendekatan formatif.

7) Keterlibatan Komunitas

Melibatkan komunitas lokal dalam mendukung pembelajaran, mungkin melalui program mentoring atau kunjungan dari ahli industri.

Membangun kemitraan dengan institusi di luar sekolah untuk memperkaya pengalaman pendidikan siswa.

Baca Juga:

Dengan mengambil langkah-langkah ini, sistem pendidikan dapat lebih efektif mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, menciptakan lingkungan pembelajaran yang adaptif, dan membantu siswa berkembang secara holistik sesuai dengan visi kurikulum tersebut.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."