11 Jenis Model Pembelajaran Interaktif dalam Kurikulum Merdeka

Daftar Isi

Nyero.ID - Kehadiran Kurikulum Merdeka, yang digagas langsung oleh Kemendikbudristek, Nadiem Makarim, membawa konsep utama Merdeka Belajar. Konsep ini menekankan kebebasan dalam berpikir, baik bagi guru maupun siswa. 

Artinya, guru memiliki kebebasan untuk menafsirkan kurikulum sebelum mengajar kepada siswa. Hal ini memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.

Dalam proses mengajar, guru perlu menyesuaikan strategi, model, dan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Pendekatan pembelajaran konvensional tidak lagi cukup. 

Guru harus menjadi inovatif dengan cara memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka, serta menyajikan pembelajaran yang menarik dan interaktif dengan menggunakan teknologi.

Siswa diharapkan aktif dan mandiri dalam mengembangkan keterampilan 4C, yaitu berpikir kritis (critical thinking), berkomunikasi (communication), berkolaborasi (colaboration), dan berkreasi (creativity).

Model Pembelajaran Interaktif dalam Kurikulum Merdeka

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Merdeka, seperti pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (intructional should be student centered), kolaborasi dalam proses pendidikan (educational should collaborative), kontes dalam pembelajaran (learning should have contest), dan integrasi sekolah dengan masyarakat (school sould be integrated with society).

Semua ini merupakan bagian dari pembelajaran di abad ke-21, di mana Merdeka Belajar melibatkan kebebasan dalam mencapai tujuan pembelajaran, metode pengajaran, materi, dan evaluasi, baik bagi guru maupun siswa.

Dari hal ini, jelas bahwa Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada kebutuhan siswa (berpusat pada siswa), berbeda dengan konsep sebelumnya yang lebih berorientasi pada guru atau pendidik.

Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Pembelajaran merupakan fondasi utama dalam menyediakan siswa dengan kesempatan untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Ini adalah inti dari proses pendidikan, karena melalui pembelajaran ini, tujuan pembelajaran dapat tercapai atau tidak.

Kesuksesan dalam proses belajar-mengajar tercermin dalam perubahan perilaku siswa, termasuk perubahan dalam pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif). Pembelajaran juga bertujuan untuk memengaruhi aspek emosional, intelektual, dan spiritual siswa.

Guru membangun lingkungan belajar yang mendorong peningkatan potensi dan beragam kemampuan siswa, seperti kemampuan berpikir, kreativitas, pemecahan masalah, dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan saat ini.

Oleh karena itu, model pembelajaran yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka memiliki peran penting dalam memandu siswa. Model pembelajaran yang efektif mendukung proses pembelajaran, memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran, dan tercermin dari awal hingga akhir kegiatan yang disajikan oleh guru.

Model pembelajaran, dengan kata lain, merupakan sarana untuk menerapkan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam implementasi kurikulum merdeka.

Peran Penting Model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka menjadi tonggak baru dalam dunia pendidikan Indonesia, menawarkan pendekatan yang revolusioner dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Di tengah tantangan zaman yang terus berkembang, model pembelajaran memainkan peran kunci dalam mewujudkan visi Kurikulum Merdeka.

Salah satu aspek terpenting dari Kurikulum Merdeka adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan semangat merdeka belajar.

Model pembelajaran menjadi fondasi utama yang mendukung proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa, menggalakkan kreativitas, dan meningkatkan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran.

Pentingnya model pembelajaran dalam konteks Kurikulum Merdeka termanifestasi dalam beberapa hal. Pertama-tama, model pembelajaran memberikan arah yang jelas bagi guru dalam menyusun strategi pembelajaran yang relevan dan efektif. 

Dengan memiliki beragam model pembelajaran yang tersedia, guru dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa serta materi yang diajarkan.

Selain itu, model pembelajaran juga memainkan peran penting dalam memperkaya pengalaman belajar siswa. Dengan variasi model pembelajaran yang diterapkan, siswa memiliki kesempatan untuk belajar melalui berbagai pendekatan yang menarik dan interaktif.

Hal ini tidak hanya membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tetapi juga memungkinkan siswa untuk mengembangkan beragam keterampilan, seperti berpikir kritis, berkolaborasi, dan berkomunikasi secara efektif.

Lebih lanjut, model pembelajaran yang tepat juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan memilih model pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan memicu minat serta motivasi siswa untuk belajar lebih dalam.

Selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pada kemandirian belajar, model pembelajaran juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan inisiatif dan kreativitas mereka sendiri. 

Melalui model pembelajaran yang mempromosikan pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi antar-siswa, dan eksplorasi mandiri, siswa diajak untuk menjadi agen pembelajaran yang aktif dan berperan dalam proses belajar mereka.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, penting bagi para pendidik untuk memahami bahwa model pembelajaran bukanlah sekadar alat untuk mengajar, tetapi juga merupakan cermin dari filosofi dan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada siswa. 

Oleh karena itu, pemilihan dan penerapan model pembelajaran harus dilakukan dengan cermat dan penuh kesadaran akan dampaknya terhadap pembelajaran siswa.

Jenis-Jenis Model Pembelajaran Interaktif dalam Kurikulum Merdeka

Model pembelajaran berperan sebagai kerangka atau sarana bagi penerapan berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangat dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang sesuai.

Dengan demikian, guru memiliki kebebasan untuk memilih jenis model pembelajaran yang cocok guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pemahaman konsep dan penguatan kompetensi.

Berikut adalah beberapa contoh model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam konteks Kurikulum Merdeka:

1. Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah salah satu model yang menekankan pada pengakuan akan perbedaan individual siswa. 

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pendekatan ini memungkinkan guru untuk menyusun pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan kecepatan belajar masing-masing siswa.

Dengan memperhatikan variasi kemampuan dan gaya belajar siswa, pembelajaran menjadi lebih inklusif dan efektif.

2. Model Think Pair Share (TPS)

Model Think Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran kolaboratif di mana siswa diajak untuk berpikir secara individu, berdiskusi dengan pasangan, dan berbagi ide dengan kelompok atau kelas secara keseluruhan. 

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, model ini menggalakkan interaksi sosial antar siswa dan mempromosikan pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah bersama.

3. Peer Tutoring (Pembelajaran Saling Bantu)

Dalam model ini, siswa yang lebih mahir atau memiliki pemahaman yang lebih baik dalam suatu materi akan menjadi tutor bagi siswa lain dalam kelompok yang sama. 

Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar satu sama lain, memperkuat pemahaman mereka sendiri, dan membangun hubungan sosial yang positif.

4. Role Playing (Bermain Peran)

Dalam Role Playing, siswa akan memerankan karakter atau situasi tertentu yang relevan dengan materi pembelajaran. 

Melalui permainan peran, siswa dapat memahami konsep-konsep dengan cara yang lebih mendalam, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, dan mengembangkan empati terhadap sudut pandang yang berbeda.

5. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual menekankan pada penerapan pengetahuan dalam konteks kehidupan nyata. Dalam model ini, siswa diajak untuk mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan situasi atau masalah yang ada di sekitar mereka.

Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep, tetapi juga memotivasi siswa karena mereka dapat melihat relevansi langsung antara apa yang dipelajari di sekolah dengan kehidupan sehari-hari.

6. Discovery Learning

Discovery Learning atau pembelajaran penemuan membebaskan siswa untuk menemukan pengetahuan sendiri melalui eksplorasi dan eksperimen. 

Dalam Kurikulum Merdeka, model ini mendorong siswa untuk menjadi aktif dalam proses pembelajaran, mengajak mereka untuk bertanya, mengeksplorasi, dan menemukan jawaban sendiri.

Dengan demikian, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan problem-solving yang sangat berharga.

7. Model Pembelajaran Jigsaw

Model Pembelajaran Jigsaw menempatkan siswa dalam kelompok kecil di mana setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai bagian tertentu dari materi pelajaran. 

Kemudian, mereka akan kembali ke kelompok asalnya dan berbagi pengetahuan mereka dengan anggota kelompok lain. 

Pendekatan ini tidak hanya menggalakkan kerja sama dan kolaborasi antar siswa, tetapi juga memupuk tanggung jawab individu dalam memahami materi secara menyeluruh.

Baca: Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Dalam Kelas!

8. Project-Based Learning (PjBL)

Pembelajaran Berbasis Proyek melibatkan siswa dalam proyek-proyek nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau kebutuhan masyarakat. 

Dalam model ini, siswa tidak hanya belajar konsep-konsep akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan praktis, kreativitas, dan kepemimpinan melalui penerapan pengetahuan dalam konteks yang nyata. 

Pembelajaran Berbasis Proyek mendorong siswa untuk menjadi aktor perubahan yang aktif dalam masyarakat.

9. Inquiry Learning

Inquiry Learning menempatkan siswa sebagai peneliti atau pencari jawaban atas pertanyaan atau masalah tertentu. 

Dalam model ini, siswa didorong untuk bertanya, mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan mencapai kesimpulan sendiri. 

Pendekatan ini tidak hanya membangun keterampilan berpikir kritis dan analitis, tetapi juga mengembangkan rasa ingin tahu dan keingintahuan yang mendalam terhadap materi pelajaran.

10. Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) mengajak siswa untuk memecahkan masalah nyata atau skenario yang kompleks melalui kolaborasi dan diskusi dalam kelompok. 

Dalam model ini, siswa belajar dengan cara merumuskan pertanyaan, mencari solusi, dan merancang strategi penyelesaian masalah. 

Pendekatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman konsep, tetapi juga membangun keterampilan pemecahan masalah yang sangat diperlukan dalam kehidupan nyata.

Baca: Strategi dan Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Kelas!

11. Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Model pembelajaran ini menempatkan siswa dalam situasi di mana mereka dihadapkan pada masalah atau tantangan yang nyata dan kompleks. Siswa kemudian diminta untuk mencari solusi atau strategi penyelesaian masalah yang kreatif dan efektif. 

Pendekatan ini tidak hanya mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan ketekunan siswa dalam menghadapi tantangan.

Baca Juga:

Dengan memanfaatkan Jenis-jenis model pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka ini secara bijak, para pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, dinamis, dan merangsang kreativitas siswa.

Muh. Akbar
Muh. Akbar "Live with an attitude of gratitude for the experiences that shape you, and learn with an insatiable hunger for understanding the world and your place in it."